Sifat Belas Kasih dalam Pandangan Agama Islam
~Saling Membantu di Indonesia~
Dalam berita internasional agama Islam seringkali dikaitkan dengan terorisme dan peperangan. Bahkan citra agama Islam di mata negara-negara Barat, tidak terkecuali juga Jepang sangatlah tidak baik. Namun, sulit untuk memahami agama Islam secara keseluruhan jika hanya dari informasi media massa.
Sifat “belas kasih” seperti membantu orang lain dalam agama Islam sangat dihargai dan dipraktikkan dalam kehidupan. Zakat sebagai salah satu rukun Islam yang wajib ditaati oleh penganut Islam, merupakan sebuah sistem untuk mengembalikan sejumlah tertentu kepada masyarakat sesuai dengan penghasilan yang telah diperoleh berperan penting untuk membantu kaum yang lemah. Berbeda dengan zakat, dalam agama Islam para penganutnya dianjurkan juga untuk shodaqah, yaitu “sumbangan” yang diberikan tanpa paksaan/dengan keinginan sendiri, dan shodaqah ini juga turut berkontribusi bagi masyarakat.
Di Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, shodaqah (dalam Bahasa Indonesia dilafalkan dengan sedekah) berfungsi untuk mengembangkan kehidupan masyarakat dan membantu korban bencana alam. Adalah Yusuf Mansur, seorang da’i muda yang populer dalam program agama Islam di televisi, selain mengembangkan bisnis keduniawian secara luas, ia pun menggerakkan masyarakat untuk bersedekah dan bersamaan dengan itu mengelola pondok pesantren.
Beragam aktivitas untuk kepentingan masyarakat dilakukan Yusuf Mansur melalui PPPA, yayasan yang didirikannya sendiri, dari uang sedekah yang dikumpulkannya sehingga, muncul suara yang mempertanyakan ketidaktransparanan metode pengelolaannya, dan lain-lain. Salah satu contoh aktivitas yang telah dilakukan yayasan ini adalah pembangunan kembali satu desa di Jawa Tengah yang telah hancur akibat letusan gunung Merapi pada tahun 2010.
Setelah letusan hebat yang mendatangkan korban seratus orang lebih dan di tengah terhentinya rekonstruksi oleh pihak pemerintah, PPPA mengerahkan relawannya untuk membangun kira-kira 180 buah rumah yang roboh karena letusan gunung Merapi tersebut.
Selain itu, dengan didasari oleh semangat sedekah pula PPPA mengelola klinik Islam. Klinik yang tidak memungut biaya pengobatan dari orang-orang miskin ini berbasis pada “belas kasih” dan “tolong menolong”. Di seluruh Indonesia baru ada dua buah klinik seperti ini, namun di masa depan direncanakan untuk menambah jumlahnya, katanya.
Aktivitas yang berbasis pada sedekah seperti ini bisa dikatakan mempunyai peran yang besar untuk tidak menjadi “saluran” yang terikat oleh birokratisme dan preseden yang ada. Untuk selanjutnya, bagaimana “sedekah” ini dikembangkan di Indonesia? Bersamaan dengan itu, Yusuf Mansur yang menjadi pemimpinnya akan mendapat sorotan, bagaimanakah ia mendapat kepercayaan dari masyarakat dan bagaimana pula menjaga kepercayaan itu?
Prof. Dr Hisanori Kato |
